Kisah 9 Waliyullah Asal Lombok Yang Berjuang Melawan Penjajah.
Pewarah Sasak (Pixabay) |
Kisah hari ini kita akan membahas bagaimana kisah perjuangan para ulama lombok atau tuan
guru lombok dalam
merebut kemerdekaan dari tangan para penjajah.
Sejarah mencatat,bahwa ulama merupakan salah satu komponen penting yang banyak terlibat dalam
pergerakan dan
peperangan melawan penjajah Belanda ataupun Jepang.
Hal tersebut disebabkan karena berperang melawan penjajah merupakan salah satu bentuk jihad yang
diajarkan oleh agama islam.Maka dengan semangat jihad tersebut berkobarlah berbagai gerakan
perlawanan yang dikomandoi oleh para ulama di Nusantara pada zaman penjajahan.
Dikutip dari sejarah tokoh islam sasak pada masa penjajahan.
Terdapat 9 ulama atau tuan guru yang memilik andil besar dalam gerakan perlawanan melawan
penjajahan Belanda ataupun penjajahan Jepang di Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat.
Siapa saja
mereka,berikut kisah singkatnya?
Tuan Guru Umar Kelayu.
Tuan guru umar
merupakan ulama lombok dari kampung kelayu kecamatan Selong Kabupaten Lombok
Timur.
Sebagaimana
biasanya di Pulau Lombok,nama tokoh selalu dinisbahkan pada daerah
kelahirannya.Oleh
sebab itu,nama
Tuan Guru Umar pun lebih sering disebut tuan guru umar kelayu.Sama seperti Tgkh
Zainuddin abdul
Majid yang lebih familiar dipanggil tuan guru pancor sesuai daerah kelahirannya
yaitu
pancor lombok
Timur.
Silsilah tuan guru umar kelayu.
Tuan guru umar
lahir di kelayu pada tahun 1200 Hijriyah atau sekitar tahun 1785 Masehi.Orang
tua tuan
guru umar bernama
Kyai Ratna,seorang ulama yang dikenal sangat pemurah terhadap fakir miskin dan
para
musafir.Sedangkan kakeknya bernama Kyai Nurul Huda, sosok ulama sholeh yang
wafat dalam
keadaan sujud
ketika tengah melaksanakan shalat subuh.
Masa kecil tuan guru umar kelayu.
Masa kecil tuan
guru umar kelayu diketahui sangat tekun belajar ilmu agama.
tuan guru umar
belajar membaca Al Qur’an kepada salah seorang guru ngaji yang ada di
Tanjung,kemudian
beliau berguru kepada Tgh.Mustafa Sekarbela Kota Mataram,dan juga berguru
kepada Haji Amin
di Desa Sesela Lombok Barat.Ketika usianya beranjak 14 tahun,oleh ayahnya
beliau
diperintahkan
untuk melaksanakan ibadah haji ke Kota Suci Mekah,dan beliaupun berangkat ke
Mekah
dari Labuhan Haji
Lombok Timur menggunakan kapal laut.
Selama bermukim
Di Kota Mekkah, tuan guru umar memperdalam ilmu hadits kepada Syekh Mustafa
Afifi,Syekh Abdul
Karim,dan Syekh Zaenuddin Sumbawa.Sedangkan dalam ilmu tasawwuf diperolehnya
dari seorang
ulama di Kota Madinah.Setelah 15 tahun berada di Kota Mekah,tuan guru umar
kembali ke
kampung
halamannya. Ia pun diminta untuk mengajarkan berbagai ilmu yang didapatkannya
selama
belajar di Kota
Mekkah.
Dalam menjalankan
misi dakwahnya,Tgh Umar Kelayu dikenal sangat tekun memberikan
bimbingan,bahkan
beliau lakukan secara langsung dari rumah ke rumah warga kala itu.
Meskipun puluhan
tahun menimba ilmu di tanah suci mekkah,namun tuan guru umar masih tetap rajin
mengaji kepada para ulama yang cerdas dan shaleh di Pulau Lombok.
Murid murid tuan guru umar.
Sebagai ulama besar lombok masa itu, tuan guru umar kelayu banyak melahirkan murid murid yang juga
kemudian menjadi
ulama atau tuan guru yang karismatik dan termasuk waliyullah seperti sang guru.
Adapun para murid
tuan guru Umar yang berasal dari luar
Pulau Lombok yaitu antara lain Haji Abdul
Fatta dari
Pontianak Kalimantan,Haji Dana dari Palembang Sumatera,Haji Nawawi dari Lampung
dan Haji
Abdurrahman yang
berasal dari Negeri Kedah Malaysia.Sementara Murid murid Tuan Guru Umar Kelayu
yang berasal dari
Pulau Lombok dan termasuk ulama ulama besar Lombok yaitu Tgh Muhamad Rais
Sekarbela Kota
Mataram,Tgh.Mohammad Saleh Bengkel Lombok Barat,Tgh Abdul Hamid Pejeruk
Ampenan,Tgh.As’ari
Sekarbela,Tgh.Abdul Karim Praya Lombok Tengah,Tgh.Malin Pagutan,
Tgh.Syarafuddin Pancor Lombok Timur dan Tgh.Badarul Islam Pancor. Seangkatan dengan Tuan Guru
Umar Kelayu,terdapat pula ulama-ulama besar Lombok yang menjadi sahabat dan teman seperjuangan
mengusir penjajahan yaitu Tgh.Sidik Karang Kelok,Tgh.Ibrahim Tanjung Luar dan Tgh.Muhammad
Mertok.
Wafatnya Tuan Guru Umar Kelayu.
Setelah puluhan tahun berjuang di Pulau Lombok,Tuan Guru Umar Kelayu kembali ke Kota Mekah untuk
menunaikan ibadah haji pada tanggal 8 Rabiul Akhir 1349 Hijriyah atau sekitar tahun 1930 Masehi.Di
Kota Suci Mekkah tepatnya di Kampung Nispalul,Tuan Guru Umar Kelayu wafat dan dimakamkan di
tempat peristirahatan terakhirnya,Mu’alla Mekkah Al Mukarramah.
Tuan Guru Muhamad Saleh atau Datok Lopan.
Awal Abad ke-20 Masehi yang dikenal sebagai masa kebangkitan islam.Tuan Guru Muhammad Saleh
atau Datok
Lopan,merupakan seorang ulama besar yang berjasa dalam pembinaan dan
pengembangan
Islam di Pulau
Lombok kala itu.
Tgh.Muhammad Saleh atau tuan guru Lopan terkenal sebagai ulama yang sangat wara’ dan pantang
menyerah dalam mengembangkan ajaran ushul fiqh,serta mengembangkan ajaran Tasawwuf di
Padamara dan Sakra Lombok Timur,Mesanggok Gerung Lombok Barat,Karang Kelok Kota Mataram serta
daerah daerah lainnya di seantero Pulau Lombok.
Kelahiran Tuan Guru Muhamad Saleh Lopan.
Tidak banyak
catatan sejarah yang menuliskan tentang kelahiran dan masa kecil tuan guru
lopan.
Namun
diperkirakan beliau lahir pada tahun 1238 Hijriyah/1819 Masehi.
Sesuai nama yang
dinisbahkan kepada Tuan Guru Haji Lalu Muhammad Sholeh yaitu Datok Lopan,maka
dipastikan beliau
dilahirkan di daerah Lopan yang terletak di daerah perbatasan
Praya-Kopang-Mantang
Kabupaten Lombok
Tengah.
Nama kecil Datok
Lopan yaitu Lalu Durma."Lalu"merupakan gelar kebangsawanan untuk
lelaki di Pulau
Lombok.Sedangkan
gelar kebangsawanan untuk perempuan adalah "Baiq atau Dende".
Diceritakan bahwa
ketika berumur 20 tahun,Datok Lopan menunaikan ibadah haji ke Kota Mekkah,dan
bermukim di
Mekkah selama sekitar 8 tahun.
Masa masa
memperdalam ilmu agama di Kota Mekkah,Tuan Guru Lalu Muhamad Saleh berguru
kepada
ulama Mekkah asal
Lombok,yaitu Tuan Guru Umar Kelayu Lombok Timur.Disamping itu,menimba ilmu
kepada Syaikh
Musthafa Al-Afifi. Setelah hampir 8 tahun berguru di Kota Mekkah,Tgh L.M.Saleh
atau
Datok Lopan kembali ke Pulau Lombok pada sekitar tahun 1266 H/1847 Masehi.
Ditanah
kelahirannya Pulau Lombok masa itu yang mayoritas penduduknya menganut ajaran
wetu
telu,Ulama besar
asal Lombok ini dikenal aktif mendakwahkan kemurnian agama Islam kepada
masyarakat Sasak
Pulau Lombok dimasa lampau.
Datok Lopan Wafat.
Datok Lopan wafat
pada tahun 1361 Hijriyah atau Tahun 1942 Masehi dalam usia sekitar 123
tahun.Jasad
beliau dimakamkan di sebuah area perbukitan yang kini dikenal sebagai
Makam Wali Ketaq
Lombok Tengah.
Diarea Makam
Ketaq,Makam Datok Lopan berdampingan dengan makam Ayahnya yaitu Lalu Adis yang
sama sama menjadi
pejuang pembebasan Pulau Lombok dari cengkraman para penjajah.
Kisah Inspirasi
Dari Datok Lopan.
Dalam sebuah buku
berjudul Manakibul Auliya' karangan Almagfurlah Tuan Guru Haji Ibrohim
Toyyib,dituturkan
sejumlah contoh kemuliaan akhlaq yang dimiliki Datoq Lopan,baik kepada sesama
manusia ataupun
kepada mahkluk ciptaan Allah berupa binatang.
Dikisahkan dalam
buku tersebut bahwa apabila Datok Lopan melihat sekawanan ayam dikampung tidak
dapat makan,Datok
Lopan tidak segan membuka lumbung padi miliknya dan membiarkan ayam-ayam
itu makan gabah
sepuasnya.
Kisah lainnya
yaitu apabila Datok Lopan akan memulai tanam padi disawah,Datok Lopan
menyiapkan
sepetak sawah
miliknya khusus bagi makanan ayam,itik dan burung-burung,serta tidak boleh
dipanen
oleh manusia.
Tuan Guru Ali Batu Sakra.
TGH. Ali Batu (Sakra). TGH. Ali Batu berasal dari
Sakra. Beliau sangat gigih
memberikan pengajian-
pengajian dan
terkenal sangat alim. Selain beliau aktif dalam memberikan pengajian-pengajian,
beliau
juga banyak
memimpin peperangan-peperangan antara orang-orang Sasak melawan kekuasaan Bali.
Beliau meninggal
saat peperangan tersebut.
Dari berbagai
refrensi sejarah disebutkan bahwa pada tahun 1891 Masehi,Tuan Guru Ali Batu
Sakra
merupakan
pemimpin utama dalam peperangan melawan Kerajaan Mataram Lombok.Dimana Perang
Praya menjadi tonggak meletusnya perlawanan perang
di seluruh desa yang ada di Pulau Lombok
zaman itu.
Pada Perang Praya
tersebut,Tuan Guru Ali Batu tampil sebagai pemimpin perang yang membuat
pasukan Kerajaan
Mataram sering gagal menaklukan Praya.
Menurut sejarawan
asal Belanda Martin Van Bruinessen,Tuan Guru Ali Batu digambarkan sebagai
seorang guru
tarekat yang mempunyai pengaruh yang sangat kuat dikalangan para pengikutnya.
Tuan
Guru ali Batu
bersama Raden Melaya Kesuma dan beberapa muridnya yang lain,mencoba menghimpun
kekuatan untuk
menggulingkan Kerajaan Mataram Lombok.
TGH Ali Batu dan
murid muridnya melakukan perlawanan
kepada Dinasti Kerajaan Mataram karena
pada zaman
itu,sist pemerintahan Raja Karangasem kurang bersahabat dengan masyarakat
Sasak. Jadi
perang ini adalah
murni perang untuk melawan kesewenang - wenangan Raja dan bukan merupakan
perang antar
Agama. Tuntutan utama dari TGH Ali Batu dalam pemberontakan ini adalah karena
Beliau
ingin Bumi Sasak ini menjadikan Bumi Sasak yang
merdeka.
TGH Ali Batu sendiri
meninggal dalam pertarungan di Paku Keling Bonjeruk Lombok Tengah, sedangkan
Raden Sribanom
meninggal pada tahun 1892. Setelah kematian TGH Ali Batu muncullah murid-murid
TGH Ali Batu,
seperti Haji Abdurrahman dari Kopang dan Haji Husen dari Sombek sebagai
penerusnya
dalam jaringan
Tariqat Naqsabandiyah.
TGH. Mustafa (Kotaraja).
TGH. Mustafa adalah seorang tokoh penyebar agama dimasa penjajahan
Belanda. Pada saat itu banyak terdapat orang-orang Bali yang berdomisili di Kotaraja, tetapi beliau tanpa
takut dan pantang mundur tetap memberikan pengajian-pengajian baik yang bersifat khusus maupun
umum.
TGH. Badarul Islam (Pancor).
TGH. Badarul Islam adalah salah satu tokoh yang sangat kharismatik. Beliau
banyak memberikan pengajian-pengajian dan murid-muridnya pun banyak yang berasal dari berbagai
tempat di Gumi Sasak.
Tuan Guru Haji Muhamad Saleh Hambali (Datok Bengkel)
,Nama kecilnya adalah Muhammad Saleh.Ia
adalah anak bungsu dari delapan bersaudara dari Hambali dan Halimah. Muhammad Shalih lahir pada
hari Jumat 7 Ramadhan 1893 Masehi.
Kisah hidupnya hampir identik dengan kisah kelahiran Nabi Muhammad SAW.Yaitu Ketika dia berumur
enam bulan dan masih dalam kandungan, ayahnya dipanggil menghadap Yang Mahakuasa.Dan Ketika ia
berusia enam bulan,ibu tercinta mengikuti ayahnya dan Muhamad Shaleh pun menjadi yatim piatu.
Tuan Guru Haji Muhammad
Salih Hambali mulai belajar Al-Quran pada
usia tujuh tahun. Ia mengaji
secara rutin dan rajin kepada guru Al-Quran di desa
tempat lahirnya kepada seorang guru ahli
tajwid
bernama Ramli alias Guru Sumbawa.
Setelah itu ia melanjutkan pendidikannya di Makkah
dari tahun 1912 hingga 1921 M dan belajar dengan
ulama tafsir dan ilmu tasawwuf dan ilmu agama lainnya di Makkah.Guru-gurunya
di Makkah al-
Mukaramah adalah Sheikh Saeed al-Yamani Sheikh
Hassan bin Sheikh Saeed al-Yamani Sheikh Alwi al
Maliki al-Makki Sheikh Hamdan al-Mughrabi Sheikh Abdul Sattar Hindi
Sheikh Saeed al-Hadwi Makki.
Syekh Muhammad Arsiyad Syekh Shaleh Bafdal dan
Syekh Ali Omaira al-Fayyumi al-Masara.
Selain
belajar dengan ulama di Mekah ia juga belajar
dengan ulama Indonesia seperti TGH Umar dari
Sumbawa,TGH.Mohammad Arsiad dari
Sumbawa,TGH.Usmani dari Banten, KH Misbah Sarawak KH
Muchtar. Abdul Gani dari Bali TGH. Abdul Rahman Bali dari TGH. Usman dari Pontianak.TGH.Umar
dari Kelayu di TGH. Abdul Hamid dari Pagutan. Sekarbela dan Asyari dari TGH. Algrovaro ke Yahya.
Beberapa karyanya seperti: Talim al-Shabibiyah Bil
Bayan yang ditulis pada tahun 1354 dan dicetak di
Surabaya berisi tentang
tauhid fikih sufi . Buku Bintang
Dagang yang ditulis tahun 1376 dicetak di
Surabaya.
Bentuk naskah kitab Cempaka Mulia Hominis Permata (Naskah) berasal dari Kitab Bidayat al Hidayah
karya Imam Al Ghazali (Wasiyat al Mustafa menerjemahkan 30 Wasiat Mustafa Rasulullah kepada
Sayyidina Ali). Kemudian kitab Hadits Mawaid Az Shaliyyah yang ditulis pada tahun 1364 H dicetak di
Surabaya. Buku Perhiasan Berlian Wanita dan Pria berisi ajaran keluarga yang ditulis pada tahun 371
Hijriah dan diterbitkan di Surabaya. Lainnya termasuk Manzrul al-Amrad tentang puasa Hidayat al-Asfar
bacaan Al-Quran dan nasihat untuk anak-anak dan
hadits dan al-Lul al-Mansoor. Beberapa ciri
tasawufnya dapat dijelaskan oleh santrinya (TGH. Ishak Hafid): Milik Pesantren. Dia menginginkan apa
yang ada di mulutnya Dia membeli gedung untuk sekolah Islam Dia pergi ke ladang Dia hanya
merindukan keridhaan Allah. Orang tua teman
sekolah lama kekurangan makanan hidup sangat
sederhana. Dia suka menggunakan parfum. Anda
menggunakan warna putih. hormon pertumbuhan M.
Salih Hanbali meninggal dunia Sabtu 7 September
1968 15 Jumadil Akhir 07.00 WITA. Sebelum pergi ia
meninggalkan harapannya untuk semua siswa dalam
lingkaran kata-kata yang indah dan bermakna: Jaga
persatuan di antara kita. Dan persatuan belajar dari seorang guru. Yayasan Perguruan Darul Quran
berkomitmen untuk menjaga dan mendukung
perkembangan hormon pertumbuhan. M. Shaleh Hanbali
tidak pernah meninggalkan sehingga pengetahuan dan karyanya dilestarikan untuk generasi mendatang.
TGH. Muhammad Mutawalli Yahya Al Kalimi (Jerowaru).
Nama kecil Tuan Guru Haji Muhammad Mutawalli Yahya Al Kalimi adalah Imran. Dilahirkan pada tahun 1921 M di kampung Direk, Desa Jerowaru Kabupaten Lombok Timur. Ayahnya seorang yang diberikan nama populer Guru Yahya atau Guru Yahye. Julukan 31 guru diberikan kepada ayahandanya karena ia tekun, aktif dan rajin menjadi
guru ngaji.
Sedangkan ibundanya bernama Inaq Nasar. Pengembaraannya dalam menuntut ilmu
berawal
dari pendidikan
keluarga kemudian disekolahkan di sekolah Belanda Yolk School pada tahun 1927 M
sampai dengan
1930 M. Setelah menyelesaikan sekolah rakyat ia melanjutkan studi di Kediri
Lombok
Barat padasalah
seorang Tuan Guru yang terkenal akan kesolehan dan keilmuannya yaitu Tuan Guru
Haji
Lalu Abdul
Hafidz. Imran dikenal sebagai orang yang tekun, saleh dan cerdas. Pada saat
belajar di
Lombok Barat
inilah Imran mulai bersentuhandengan kitab-kitab klasik yang membahas nahwu,
sharaf,
tauhid, ushul
fiqh, dan fiqh. Kemudian sekitar tahun 1945 M, beliau berangkat ke Mekah al-
Mukarromah.
Setelah beliau pulang dari tanah suci, beliau berkiprah melakukan pembinaan
keluarga
dalam membangun sumber daya manusia. Beliau juga dianggap mampu mengubah pola pikir
masyarakat yang
menganut paham animisme, dinamisme dan pengikut ajaran Islam Waktu Telu yang
masih berkembang
luas di masyarakat. Tuan Guru Haji Muhammad Mutawalli Yahya Al Kalimi juga
berkiprah dalam
berbagai bidang, terutama dalam pengembangan dunia pendidikan, seperti membuka
majlis taklim,
membuka lembaga pendidikan dasar seperti Lembaga Pendidikan Nahdlatul Awam,
Pondok Pesantren Darul Aitam dll. Dalam bidang sosial beliau juga banyak berkiprah.
Bersama
masyarakat, beliau juga membuat jalan raya, jembatan, serta membangun panti sosial. Dalam bidang
ekonomi beliau juga membangun pasar rakyat, membuka lahan pertanian. Sedangkan dalam bidang
politik beliau juga mengikuti berbagai organisasi politik seperti Masyumi dan Golkar. Tuan Guru Haji
Muhammad Mutawalli Yahya Al Kalimi wafat pada tanggal 4 Rajab 1403H (4 April 1984 M) di Jerowaru,
dan dimakamkan di dekat kediaman beliau. Lautan manusia berbondong-bondong membanjiri
pemakaman beliau, baik dari kalangan pemerintahan maupun para alim ulama serta masyarakat umum..
TGK. H. Muhammad Zaenuddin Abdul Majid (Pancor).
Pada tahun 1937 M didirikan sebuah lembaga
pendidikan Islam bernama Nahdlatul Wathan (NW) yang dikelola secara modem. Pendirinya adalah TGK.
H. Muhammad Zainuddin Abdul Majid dari Pancor Lombok Timur. Beliau terkenal dengan nama
Maulana Syekh atau Tuan Guru Pancor. Dalam usahanya mengembangkan Islam, ternyata beliau juga
mendapatkan tantangan dari para ulama Islam lainnya. Para ulama tersebut beranggapan bahwa sistem
pendidikan yang beliau kembangkan dianggap bid’ah. Sampai dengan kedatangan tentara Jepang di
Gumi Sasak, perkembangan Nahdlatul Wathan sangat lambat karena mendapatkan halangan dan
tantangan dari berbagai pihak. Ulama-ulama tua sangat anti terhadap pengaruh kebudayaan Eropa.
Mata pelajaran umum seperti membaca dan menulis aksara latin dianggap sebagai sesuatu yang asing.
TGK. H. Muhammad Zainuddin Abdul Majid dilahirkan di kampung Bermi Pancor, Lombok Timur pada
tanggal 17 Rabi’ul Awal 1316 H (1898 M). Nama kecil beliau adalah Muhammad Saggaf. Nama tersebut
diberikan oleh ayahandanya yang bernama TGH. Abdul Madjid dan dikenal dengan sebutan “Guru
Mu’minah” yang kesohor sebagai orang terpandang, saudagar besar dan kaya, serta pemurah. Guru
Mu’minah termasuk seorang pejuang yang sangat pemberani, beliau pemah memimpin pasukan dari
pihak Raden
Rarang menyerang bala kerajaan Karangasem Bali yang saat itu menguasai pulau
Lombok.
Situasi perjuangan dan semangat jihad TGH. Abdul Madjid pada masa itu mendorong putera “Saggaf’
kelak menjadi ulama mujahid yang menegakkan panji-panji Islam di negeri ini. Sejak umur 5 tahun,
beliau banyak belajar al-Qur’an dan dasar-dasar agama pada ayahnya. Pada usia 8 tahun beliau masuk
Sekolah Rakyat 4 tahun di Selong dan 4 tahun kemudian berhasil menamatkan sekolahnya dengan
prestasi yang sangat gemilang. Sebagai santri beliau juga belajar nahwu, sharaf dan ilmu-ilmu keislaman
lainnya pada TGH. Syarafuddin Pancor dan TGH. Abdullah bin Amaq Dulaji. Untuk mewujudkan cita-cita
sang ayah agar putera kesayangannya kelak menjadi ulama besar, maka ayahanda Saggaf membawanya
ke tanah suci Mekah untuk melanjutkan pelajaran dan mendalami ilmu-ilmu keislaman. Begitu
mendalam kasih sayang orang tuanya kepada pendidikan beliau, sampai-sampai ayahandanya pun ikut
bermukim di tanah suci Mekah. Selain belajar di Mekah, beliau juga banyak berguru pada ulama-ulama
besar yang berasal dari berbagai pulau di Indonesia seperti Jawa, Sumatera dan lain-lain. Setelah
tumbuh dewasa TGK. H. Muhammad Zainuddin Abdul Majid banyak memberikan pengajian-pengajian di
seluruh pulau Lombok, bahkan sampai keluar daerah.
TGH. Mahsun (Masbagik).
TGH. Mahsun dilahirkan di desa Danger, kecamatan Masbagik, kabupaten
Lombok Timur pada tahun 1907 M. Nama kecil beliau adalah
Ahmad. Nama tersebut diberikan oleh
orang tuanya, H.
Mukhtar dan Hj. Raodah. Kelahiran putera yang satu ini sangat menggembirakan
hati
kedua orang
tuanya, mereka berharap kelak anaknya akan sangat berguna dalam membina dan
mengembangkan
ajaran agama Islam. Sejak masih kecil beliau banyak belajar membaca al-Qur’an
dan
mempelajari dasar-dasar agama dari orang tuanya. Pada usia 8 tahun beliau masuk Sekolah
Rakyat dan
melanjutkan
pendidikannya ke Ibtidaiyah. Kerasnya didikan orang tua berdampak positif
terhadap
Ahmad sehingga
pada masa kanak-kanak Ahmad telah memperlihatkan keberanian, kejujuran, dan
bakat
kepemimpinan. Setelah cukup dewasa ia banyak belajar tauhid, fiqh, dan
lain-lain, pada ulama-
ulama ternama
seperti TGH. Saleh Hambali (Bengkel) dan TGH. Badarul Islam (Pancor). Untuk
lebih
meningkatkan
pemahamannya terhadap ilmu-ilmu agama beliau pun kemudian belajar ke Mekah dan
menempuh
pendidikan selama 4 tahun terhitung sejak tahun 1936 M sampai dengan 1940 M.
Setelah
pulang dari Mekah
beliau banyak memberikan pembinaan dan pengembangan agama Islam kepada
masyarakat hampir
di berbagai tempat di seluruh Lombok Timur. Lembaga pendidikan yang berdiri
berkat jasa-jasa
beliau adalah Yayasan Pendidikan Nahdlatul Ummah (Yadinu) dan Al Ijtihad di
Danger.
Kedua lembaga
pendidikan tersebut sampai sekarang masih eksis. TGH. Mahsun termasuk salah
satu
tokoh pejuang
kemerdekaan yang tergabung dalam pasukan Banteng Hitam. Beliau memimpin
Masbagik saat
penyerangan Belanda di kota Selong, bergabung dengan pasukan dari Lendang
Nangka
(H. Jumhur Hakim) dan pasukan dari Pringgasela (TGH. Muhammad). Pada saat penyerangan tersebut,
gugurlah pahlawan-pahlawan yang sangat kita banggakan antara lain: TGH. Muhammad, Sayid Saleh
(Pringgasela), TGH. Faesal saudara dari TGH. Zaenuddin Abdul Majid (Pancor).
Posting Komentar untuk "Kisah 9 Waliyullah Asal Lombok Yang Berjuang Melawan Penjajah."