Cerita Rakyat Singkat Untuk Anak-Anak Dari Pulau Lombok :Asal Usul Tradisi Menangkap Cacing Laut"Bau Nyale".
Cerita rakyat dari Pulau Lombok berikut ini mengisahkan tentang seorang putri yang bernama Putri Mandalika Lombok yang berubah menjadi cacing laut gara gara ingin mempertahankan kedamaian di Pulau Lombok.
Cerita Rakyat Singkat dari Pulau Lombok ini sangat cocok untuk anak anak,karena menceritakan bagaimana Sang Putri Mandalika yang cantik jelita banyak dipinang untuk dijadikan istri oleh para pangeran kerajaan di Pulau Lombok.Namun sang putri tidak mau ada peperangan yang disebabkan oleh pilihannya menerima lamaran salah satu pangeran.Yuk!simak kisahnya di bawah ini.
Patung Putri Mandalika Lombok |
Legenda Putri Mandalika Lombok Yang Berubah Menjadi Cacing Laut"Nyale"Demi Menjaga Perdamaian.
Dahulu kala di Pulau Lombok,terdapatlah sebuah kerajaan bernama Kerajaan Sekar Kuning atau Kerajaan Tojeng Beru. Kerajaan Sekar Kuning diperintah oleh seorang raja bernama Raden Panji Kusuma dan istrinya bernama Dewi Seranting.
Raja Raden Panji Kusuma adalah seorang raja yangnbijaksana,dibawah pemerintahannya rakyatnya pun hidup damai dan sejahtera.
Suatu hari Ratu Dewi Seranting melahirkan seorang anak perempuan yang cantik jelita yang diberi nama Putri Mandalika.
Putri Mandalika adalah gadis yang baik dan lembut sejak kecil.Sang putri selalu menyapa rakyatnya dengan penuh kebaikan dan kesopanan.
Kedermawanan dan kecantikan Putri Mandalika membuat sang putri disayangi oleh semua rakyatnya.
Berita tentang kebaikan dan wajah sang putri yang cantik menyebar ke penjuru kerajaan,sehingga membuat para pangeran dari kerajaan yang berbeda ingin menikahi Putri Mandalika dan menjadikannya ratu di kerajaan mereka.
Karena banyaknya orang yang datang melamar Putri Mandalika sehingga akhirnya raja Panji Kesuma menyerahkan keputusan kepada sang putri sendiri.
Putri Mandalika kemudian memutuskan untuk pergi mengasingkan diri, mencari petunjuk tentang apa yang terjadi apabila ia memutuskan menikah dengan salah satu pangeran dan menolak lamaran pangeran yang lain.Putri Mandalika menjadi sangat bimbang.
Setelah kembali dari tempat mengasingkan diri,Putri Mandalika mengundang semua pangeran dan pemuda untuk berkumpul disebuah tempat.
Tempat berkumpul yang ditentukan yaitu berada di Pantai Seger yang terletak di dekat Pantai Kuta Lombok Tengah,sebelum adzan subuh berkumandang.
Pada hari dan tempat yang ditentukan oleh Putri Mandalaka,semua pemuda bangsawan dan bahkan orang-orang kerajaan berkumpul di Pantai Seger.
Saat matahari mulai terbit Putri Mandalaka dan Ratu beserta pengawalnya datang menemui semua tamu. Saat itu Putri Mandalka terlihat sangat cantik berbalut baju sutra yang indah.
Putri Mandalaka dan ayahnya naik ke puncak Bukit Seger dan berbicara beberapa kata kepada semua tamu.Isi Penyampaian Putri Mandalika yaitu ia inginmelihat kedamaian dan ketenangan di Pulau Lombok tanpa ada perpecahan.
Sang putri berpikir bahwa jika sang putri menerima satu atau lebih tawaran akan ada perpecahan atau perselisihan di antara keduanya yang tidak dia terima.Untuk itu sang putri berencana untuk menerima semua tawaran yang dibuat untuknya.
Bersamaan dengan itu,semua tamu yang diundang ke pantai pun dibuat bingung setelah mendengar perkataan Putri Mandalika.Usai berkatakata,kemudian sang putri tiba-tiba melompat ke laut dan langsung hanyut disambar ombak.
Orang-orang dengan cepat melompat ke laut untuk menyelamatkan Putri Mandalaka.Namun sayang,sang Putri Mandalika menghilang tanpa jejak.
Setelah beberapa lama kemudian,muncullah hewan hewan kecil menyerupai cacing yang sangat banyak di sekitar Pantai Seger.Orang-orang yang berkumpul kemudian menangkap hewan tersebut untuk diolah menjadi makanan yang lezat.
Mulai saat itu,setiap tahun hewan cacing laut yang disebut Nyale ini selalu muncul dan dipercaya sebagai penjelmaan Putri Mandalika.Tradisi menangkap cacing laut di Lombok ini dikenal dengan nama Tradisi Bau Nyale.
Posting Komentar untuk "Cerita Rakyat Singkat Untuk Anak-Anak Dari Pulau Lombok :Asal Usul Tradisi Menangkap Cacing Laut"Bau Nyale"."