Sejarah Asal Usul Terbentuknya Golongan Dan Stratifikasi Sosial Suku Sasak Lombok|Pewarah Sasak.
Mengenal Nama Nama Gelar Bangsawan Suku Sasak Lombok.
suku sasak lombok dengan tradisi pereseannya |
Suku Sasak di Pulau Lombok mengenal beberapa macam golongan masyarakat atau strata sosial yang didasarkan pada kebijaksanaan,keberanian,kebesaran dharma dan asal usul atau keturunan.
Secara garis besar,masyarakat Suku Sasak terbagi menjadi 4 macam golongan yaitu golongan Menak,Prawangsa,Kaula dan Panjak atau budak.
Golongan menak yaitu keturunan raja raja atau datu pada zaman dahulu.Golongan menak bangsawan ini pun terbagi menjadi 3 golongan sesuai gelar kebangsawanannya yaitu golongan tertinggi adalah datu atau raja dengan gelar"Neneq Laki"dan "Neneq Bini" ketika para bangsawan ini belum menikah.Tetapi ketika sudah menikah,gelarnya berubah menjadi "Pemban" bagi laki laki dan"Mamiq Bini" bagi perempuan.
Golongan kedua yaitu bangsawan utama dengan gelar "Raden Nuna" bagi laki laki yang belum menikah dan jika sudah menikah disebut "Raden".Sedangkan bangsawan wanita yang belum menikah disebut "Dende" dan bila sudah menikah disebut "Mamiq Bini".
Berikutnya golongan bangsawan biasa dengan gelar"Lalu" bila belum menikah bagi laki laki dan "Lala" atau "Baiq" bagi bangsawan perempuan.
Seseorang dari golongan"kaula" karena keistimewaannya seperti karena memiliki keberanian dan kepandaian dapat naik tingkat menjadi golongan menak yang disebut menak "Keperdanan"yang . derajatnya sama dengan menak turunan.
Golongan kedua dari suku bangsa Sasak yaitu Prawangsa yang merupakan golongan antara menak - dengan golongan kaula.Golongan prawangsa ini terdiri dari golongan pimpinan rakyat tingkat rendah atau pengawal-pengawal raja pada zaman kerajaan.Karena keberanian dan keperkasaannya para prawangsa ini memiliki hubungan sangat dekat dengan raja atau datu lombok saat itu.
Selain itu,terdapat pula dari golongan prawangsa ini yang berasal dari perkawinan antara golongan menak menengah atau menak tinggi dengan budaknya yang wanita.Seperti perkawinan seorang "Raden Nuna" atau "Lalu" menikah dengan wanita bukan bangsawan maka anaknya itu menjadi Prawangsa.
Adapun golongan kaula merupakan golongan rakyat biasa atau orang kebanyakan.Sedangkan golongan budak adalah keturunan mereka yang dijadikan rampasan perang atau dapat juga karena sesuatu kesalahan kemudian ia meminta perlindungan kepada seseorang penguasa atau raja atau.Golongan budak belian ini banyak diperdagangkan di Lombok pada abad ke-19.
Dari 4 golongan suku sasak di atas, golongan menak paling diistimewakan dalam masyarakat suku sasak.Sebab pada zaman penjajahan Belanda,golongan menak dan prawangsa bebas dari kerja rodi.Disamping itu,jabatan jabatan di desa selalu diprioritaskan bagi golongan ini.
Pada akhir abad ke-19 muncul istilah golongan "Wetu Telu" dan golongan Islam Waktu Lima.Golongan Islam Waktu Lima adalah mereka yang secara konsekwen melaksanakan ibadah menurut syarat agama Islam,sedangkan penganut Isam Waktu Telu adalah mereka yang menyerahkan urusan ibadah kepada kyai atau pemuka agama.Dengan demikian yang tidak tidak termasuk golongan kyai tidak diharuskan mengerjakan ibadah seperti sholat, berpuasa,mengeluarkan zakat fitrah dan melaksanakan ibadah haji.
Penganut Wetu Telu ini sangat kuat memegang adat istiadat.Penganut Islam Wetu Telu ini banyak dikaitkan dengan nama seorang tokoh yaitu Nursada dan Pangeran Sangupati.Menurut sebagian pendapat keduanya adalah tokoh yang sama.
Tersebut pada lontar Nursada bahwa Sayid Abdurrahman memiliki dua orang anak yang taat beragama yaitu Nursada dan Nurcahya.Nursada mengembangkan agama Islam Waktu Telu sedangkan Nurcahya mengembangkan agama Islam Waktu Lima.
R.Goris mengatakan bahwa Islam Waktu Telu adalah agama Majapahit yang sudah di vernis dengan ajaran Islam,karena orang-orang Jawa yang membawa Islam ke Lombok masih membawa unsur unsur Hindu Jawa.
Posting Komentar untuk "Sejarah Asal Usul Terbentuknya Golongan Dan Stratifikasi Sosial Suku Sasak Lombok|Pewarah Sasak."