Kisah Putri Cilinaya-Cerita Rakyat Singkat Dari Pulau Lombok Untuk Anak-Anak
Kisah Putri Cilinaya,Cerita Rakyat Singkat Dari Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat.
Cerita rakyat dari lombok kisah Putri Cilinaya
Cerita rakyat singkat,-Dikisahkan ada dua kerajaan yang dipimpin oleh dua saudara kerajaan. Kedua kerajaan tersebut adalah kerajaan Daha dan kerajaan Kalinga. Kedua raja tersebut sudah lama menikah namun belum dikaruniai anak.
Pada suatu kesempatan Raja Daha dan Raja Kaling pergi ke Batara Guru untuk berdoa agar segera mendapatkan keturunan. Untuk menunjukkan ketulusan mereka kedua raja membuat sumpah di hadapan Batara yang perkasa.
Raja Daha berjanji atau berdoa bahwa ketika dia dikaruniai seorang putri dia akan kembali ke janjinya dengan membunuh dua ekor kerbau bertanduk emas ekor sutra dan kaki perak dan kemudian dengan senang hati memberikan tujuh Tamu untuk hari itu. tujuh hari tujuh malam. Sementara itu Raja Klang berjanji akan kembali dengan sehelai daun sirih buah pinang dan tempat tembakau ketika ia memiliki anak.
Doa Raja Daha dan Raja Kelin terkabul Raja Daha melahirkan seorang putri dan Raja Kelin melahirkan seorang putra.Kedua raja itu sangat senang dan bersemangat untuk memiliki anak sehingga mereka akan menepati janji mereka.
Tetapi sesuatu terjadi pada Raja Daha dia tidak bisa menepati janjinya,sehingga putrinya diterbangkan oleh angin hingga sampai ke sepasang suami istri yatu Amak (ayah) Bangkol dan Inaq Bangkol.
Pasangan suami istri yang tidak memilik anak (Bangkol) ini,dengan senang hati menemukan seorang gadis kecil dan merawatnya.Sementara Raja Keling yang membuat janji yang tidak terlalu tinggi dapat menepati janjinya.
Pada suatu hari Inaq (ibu) Bangkol pergi ke istana Raja Kling untuk menjual kain tenun anak angkatnya bernama Bibi Cili. Raja Keling sangat terkesan dengan kain tenun yang dijual Inaq Bangkol. Raja bertanya kepada Inaq Bangkoli siapa yang telah menenun kain se indah ini. Inaq Bangkol tak mau menjawabnya.
Atas perintah ayahnya, anak Raja Kling pergi berburu di tengah hutan untuk mencari hati kijang putih untuk ayahnya sebagai obat. Dia mencari selama berhari-hari tetapi tidak menemukan apa pun. Karena lelah di tengah hutan ia ingin beristirahat kemudian ia menemukan sebuah gubuk dan mendengar suara orang menenun kain.
Putra raja mencoba mencari tahu siapa yang menenun dan putra raja memasuki rumah Amaq Bangkol untuk mencari siapa yang menenun, tetapi usahanya sia-sia.
Suatu hari keris di punggung raja terjerat sehelai rambut yang keluar dari batang pohon dan raja berusaha mencabutnya tetapi yang keluar adalah seorang gadis cantik jelita yang langsung membuat Sang raja jatuh pingsan.
Tidak ada kabar sejak putranya pergi berburu selama beberapa bulan membuat Raja Keling menjadi gelisah.Namun Suatu ketika putra raja kembali ke rumah ayahnya dan mengabarkan bahwa dia ingin menikahi seorang gadis berdarah Sudra.
Raja Keling sangat marah dan tidak setuju dengan keinginan putranya untuk menikah dengan seseorang yang berbeda status sosial.Raja Keling memerintahkan untuk membunuh sang putri.
Sang putri dikirim ke tengah hutan di Pantai Tanjung Menangis untuk dibunuh.Sang putri berkata sebelum dia terbunuh bahwa jika darahnya mengalir dan berbau busuk, maka dia adalah keturunan Sudra.Tetapi jika darah yang mengalir dan berbau harum maka dia adalah keturunan seorang raja.
Putri terbunuh darahnya keluar dan baunya harum.Si pembunuh itu sangat menyesali perbuatannya. Suara terakhir datang memerintahkan untuk meletakkan tubuh di peti mati terikat dan memotong tali dan membuangnya ke tengah laut.Dan sang putri itu kemudian diberi nama Lumegarsih.
Raja Daha pergi ke pantai dan melihat sebuah peti dengan seekor gagak putih duduk di atasnya dibawa ke pantai oleh ombak.
Peti kemudian diangkat dan dibuka oleh Raja Daha dan nampaklah seorang gadis cantik. Raja Daha dengan senang hati merayakan kegembiraan mendapatkan gadis itu.Dan ternyata si gadis adalah anaknya sendiri yang dulu hilang diterbangkan angin.
Akhirnya Putri Cilinaya itu menikah dengan putra Raja Keling yang ia temui dihutan saat berburu,mereka pun hidup bahagia selamanya.
Demikianlah Cerita Rakyat Singkat Tentang Putri Cilinaya Dari Pulau Lombok.
Posting Komentar untuk "Kisah Putri Cilinaya-Cerita Rakyat Singkat Dari Pulau Lombok Untuk Anak-Anak "