Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengenal Makam Tuan Guru Hasan Dan Tuan Guru Husein Di Seganteng Kota Mataram Lombok.

Makam Tuan Guru Hasan dan Tuan Guru Husain Di Masjid Qubbatul Islam Seganteng Kota Mataram Lombok.

Danau Segara Anak Gunung Rinjani Lombok (Pewarah Sasak).

Makam Waliyullah Di Lombok,Di sebelah makam Sayyid Ali Al-Kaf adalah makam Tgh.Mustofa. Ia dipercaya oleh masyarakat sebagai orang suci.Sosok ini konon berasal dari Bagdad dan merantau ke Nusantara.Dan untuk pertama kali ia singgah di Bali tepatnya di daerah Tabanan-Buleleng dan Karangasem. Saat itu, TGH Mustafa sangat disegani oleh para petinggi kerajaan di Bali, karena telah menguasai banyak hal.

Sebuah cerita menyebutkan bagaimana TGH. Mustafa termasuk bagian dari rombongan yang akan datang ke Lombok yang dipimpin oleh saudara dari Anak Agung Karangasem Bali. Oleh karena tujuan kunjungan adalah mengunjungi Danau Segara Anak di Gunung Rinjani. Sebelum naik ke Gunung Rinjani,Tuan Guru Mustafa menghabiskan tiga hari di pengasingan untuk meminta wangsit dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

Di pengasingan ia mendapat petunjuk bahwa jika Anak Agung mendaki Gunung Rinjani,akan terjadi sesuatu yang sangat buruk padanya. Mendengar perkataan Tuan Guru Mustafa,Anak Agung menjadi ragu untuk melanjutkan keinginannya. Ia kemudian meminta pertimbangan TGH. Mustafa apa yang harus dilakukan. Tuan Guru Mustafa dalam pengasingannya tersebut mendapat petunjuk bahwa Anak Agung disarankan untuk membuat taman kecil yang mirip dengan kondisi alam di Gunung Rinjani.

Maka dibangunlah sebuah taman yang sekarang kita kenal sebagai Taman Narmada di Kabupaten Lombok Barat. Baru kemudian Anak Agung merasa lega, karena setiap hari bisa duduk dan melihat replika Danau Segara Anak di kompleks taman yang dibangunnya. TGH. Mustafa juga dibangunkan sebuah penginapan di taman bagian barat bernama Jabal Rahmah dan sebuah rumah bernama Baitul Muqaddis.

Dengan demikian ia bisa menemani Anak Agung yang tinggal di rumah panggungnya bernama Balai Terang yang letaknya di sisi timur dan berhadapan langsung dengan pancuran taman.Mata air tersebut sekarang dikenal sebagai mata air awet muda.Mata air awet muda inilah yang kemudian menjadi sumber air untuk kolam yang ada di Danau Taman Narmada.

Dikisahkan,beberapa hari kemudian Anak Agung Ketut Karangasem ingin menjenguk saudaranya di Cakranegara.Namun sebelum sampai tujuan, kuda-kuda yang digunakan rombongan Anak Agung tiba-tiba berhenti dan tidak mau berjalan, sehingga Tuan Guru Mustafa berhenti dan turun untuk mencari tahu alasannya. Tetapi setelah semua kuda diturunkan,rombongan kerajaan tiba-tiba bergerak cepat meninggalkannya di tempat yang sekarang disebut Seganteng.

TGH. Mustafa tinggal sendirian di Seganteng.Namun karena merasa nyaman dan betah di tempat itu, keesokan harinya ia mengajak warga sekitar untuk menggali sumur dan membangun Masjid Seganteng. Dalam menjalankan ajaran Islam, beliau selalu mengajak setiap orang untuk berdoa dan beramal shaleh. TGH. Mustafa diyakini telah meninggal sekitar abad ke-19 dan dimakamkan di bagian barat mimbar Masjid Seganteng dekat makam Sayyid Ali Al-Kaf.

Disebelah selatan makam Sayyid Ali Al-Kaf dan TGH. Mustafa juga terdapat tiga makam lainnya yaitu TGH. Sayyid Ahmad Mullahela dan makam dua ulama Lombok bersaudara yaitu TGH. Hasan dan TGH. Husein.Diperkirakan kuburan para tokoh ini menempati kuburan paling awal sebelum berdirinya Masjid Qubbatul Islam Seganteng Lombok. 

Tidak banyak informasi yang dapat diperoleh tentang angka-angka dalam hal ini. Menurut para sesepuh di Seganteng tidak diketahui dari mana mereka berasal. Konon pada zaman dahulu Seganteng merupakan salah satu desa yang dipilih oleh para pepadu (bahasa Sasak: pendekar) untuk berperang yang berasal dari berbagai desa di Lombok.


Admin
Admin bloger

Posting Komentar untuk "Mengenal Makam Tuan Guru Hasan Dan Tuan Guru Husein Di Seganteng Kota Mataram Lombok."